Sabtu, 02 Juli 2011

You and Me ***

“You and me, END” itulah ungkapan yang kini tengah menjadi trend di kalangan anak muda. Atau bahkan mungkin tak hanya kaum muda saja yang suka menggunakan ungkapan yang di adopsi dari Sule, di Opera Van Java tersebut. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa gaul, ungkapan itu berubah menjadi “Loe, Gue, END”. Disertai dengan gerakan mulut yang dibuat sejelek mungkin serta gerakan tangan yang khas dan asli gaya Sule, sepertinya banyak penonton yang terhipnotis untuk menirukan gaya tersebut. Hampir setiap ada kesempatan, hampir semua orang juga, selalu meniru gaya Sule (You and me END, atau Loe, gue, END”, red) itu. Tak peduli itu di kampus, kafe, mall, ataupun tempat umum lainnya.
Opera Van Java. Hmm, bicara tentang acara talk show yang satu ini maka timbul pertanyaan. Siapa sih yang tidak kenal acara ini? Siapa pula yang belum pernah nonton acara televisi yang ditayangkan setiap malam ini? Acara yang digawangi oleh Sule, Parto, Azis, Andre dan Nunung ini cukup fenomenal hampir di semua kalangan. Bahkan, karena begitu antusiasnya masyarakat terhadap acara ini, belum lama ini acara tersebut mulai menggelar jumpa fans ke berbagai daerah seperti Malang dan Semarang. Sebuah kesuksesan yang menggembirakan bagi mereka (Sule, Parto, Azis, Andre dan Nunung, serta kru).

(………..) namun, disini saya tidak akan bercerita tentang kesukesan Sule dan kawan-kawan ataupun gayanya yang selalu dijadikan trend para pemuda tersebut. Akan tetapi, pada kesempatan ini saya akan menceritakan tentang diri saya (Me, red). Ya, sekilas tentang saya saat ini, hanya sekilas hlo ya? (…) tak tahu harus mengawalinya dari mana, namun satu hal yang ingin saya ceritakan kepada pembaca semua (siapa pembacanya aja belum tahu, kog pede. Tapi tak apalah… namanya juga penghuni baru. Hee ). Baiklah, akan saya mulai saja ceritanya. Ceritanya begini (huuuft,, kesannya terlalu bertele-tele banget seehh… )
Baiklah, satu-satunya alasan yang membuat saya mau berbagi tentang diri saya disini adalah karena tanggapan teman-teman terhadap diri saya akhir-akhir ini.
“Nurul sekarang berubah ya?”
“Kamu kog sekarang cerewet siihh..”
“Iy, Nurul sekarang tu nakal,”
“Suka usil juga,”
“Udah berani bolos kuliah lagi…”
Hiks hiks… itulah beberapa komentar mereka tentang saya yang katanya, aku yang sekarang udah berubah (emang power rangers?? ). Senang seh, mendapat persepsi dari teman-teman. Itu artinya mereka perhatian pada saya,, hohohoho. Namun, sedih juga nih, masak iya? Perubahan sebanyak itu nggak ada yang mengacu pada perubahan ke arah yang lebih baik. Termasuk orang yang celaka donk?? (Udah pada tahu kan? Kalau “Orang yang hari ini lebih buruk dari pada hari kemarin maka termasuk golongan orang yang celaka, sedangkan orang yang hari ini sama dengan hari kemarin maka termasuk golongan orang yang merugi, sedangkan orang yang beruntung adalah orang yang hari ini lebih baik dari pada hari kemarin!” harus di ingat hlo ya???). Semua orang pasti ingin masuk pada golongan orang-orang yang beruntung. Tapi, ternyata gak gampang ya…. (Siapa bilang? Kalau mau usaha, dijamin bisa kog!).
(Kembali ke topik semula…) Mungkin memang benar seperti yang diungkapkan teman-teman tentang diri saya. Dengan ini terpaksa saya mengakuinya (kog ada unsur terpaksa segala???hahaha ). Saya mungkin mulai berani nakal dan berbuat usil terhadap teman-teman, cerewet, dan juga berani bolos kuliah, hihihi… Untuk yang satu ini memang benar-benar murni kesalahan saya. Entah mengapa, dengan alasan karena belum pernah bolos untuk mata kuliah ini dan itu , maksud hati ingin memanfaatkan kesempatan 75% kehadiran getoo akhirnya saya pun bolos,,hehe . (Teman-teman, jangan ditiru ya….. itu tidak baik. Ok?)
Tapi, (ada tapinya juga hloo… ), selain menurut komentar teman-teman yang sudah terungkap diatas tadi, menurut saya seorang “Nurul masa kini” juga mempunyai nilai positif kog. Apa tuchhh??? (ada duuech, kasih tau nggak yaaa? Hee ). Kalau tadi diceritakan dia udah mulai berani bolos, ternyata kini dia tidak hanya berani bolos. Tapi….. dia mulai berani menentukan target yang harus dia capai dalam waktu tertentu. Berbagai kegiatan positif pun kini mulai digelutinya. Selain itu, tak sedikit pendidikan dan keterampilan yang mulai ia lirik untuk dipelajari.
Hmm,, menulis ini jadi teringat pesan seseorang beberapa tahun silam. “Tentukanlah target yang ingin kamu raih dalam hidupmu. Jangan ragu-ragu untuk menentukan target, karena semakin tinggi target yang ingin kita capai maka kita akan semakin tertantang pula untuk meraihnya. Dan Allah tidak pernah tidak mendengar apa-apa yang jadi keinginan hamba-Nya. Selama ada usaha, Insya Allah Tuhan akan mendengarkan kita”. Keep spirit... 

Mengenal Budayane Wong Solo


Sala kutha budaya. Slogan daerah itu sering kali menghiasi rongga pikiranku. Salah satu diantara sekian budaya yang ada, batik adalah budaya milik wong Solo yang mulai kukenali. Akan tetapi, tak hanya warga Solo saja yang berhak mengakui budaya cantik ini. Ya, karena batik adalah milik Indonesia. So, kita adalah pemilik sah kebudayaan ini jika kita memang warga negara Indonesia. “Aku bangga jadi anak Indonesia” mari kita teriakkan sama-sama kalimat ini. Berbanggalah menjadi anak Indonesia dengan segala kekurangan dan kelebihannya.
Ngomongin soal batik, belum lama ini, lebih tepatnya baru saja, Sabtu 25 Juni 2011, saya menyaksikan event Solo yang cukup bergengsi. Solo Batik Carnival. Sebuah ajang yang memanfaatkan batik sebagai menu pokok pada malam ini. Sepanjang jalan Slamet Riyadi hingga balai kota dihiasi makhluk berjalan dengan pakaian batik yang beraneka ragam. Sangatlah cantik tentunya. Semua mata yang melihat dibuat terkagum-kagum dengan pesona batik yang kian membudaya. Cintai produk dalam negeri, mari lestarikan budaya Jawa…. Hmm 
Wong solo, dikenal dengan sifatnya yang lembut dan penurut. Lembut, entah apa yang mendasari orang-orang diluar sana sehingga bisa menyimpulkan bahwa orang solo ataupun orang yang tinggal di Solo identik dengan sifat lembut. Aku sendiri sering dipojokkan jika mudik atau berkomunikasi dengan sahabat-sahabat lamaku. “Kamu kog sekarang jadi lemah lembut sichh, o iya deh, kamu kan sekarang jadi orang Solo yaa? Makanya suara kamu sekarang lembuuuttt” hahahaa gelak tawa pasti akan terdengar setelah mereka mengucapkan kalimat tersebut. Tapi biarlah, toh aku memang lemah lembut bukan?? Hohoooo :D
Berbeda lagi alasan mengapa orang Solo bisa dikenal dengan sifat penurut. Aku sendiri bisa menyimpulkan seperti itu setelah mendengar ucapan petugas keamanan saat hendak melihat event Solo Batik Carnival ini. “Nak wong Solo ki mesti nurut, nak ra nurut berarti uduk wong Solo kwi,” ucap salah satu petugas keamanan saat melihat beberapa orang yang menghiraukan larangan untuk tidak memarkirkan sepeda motornya di pinggir jalan. Pernyataan lain juga pernah saya dengar saat berada di dalam bus Batik Solo Trans. Saat itu saya mendengar bapak kondektur mengungkapkan argumennya bahwa orang Solo itu tidak suka kekerasan dan sejenisnya. Adapun jika selama ini ada kekerasan di Solo, itu pasti kerjaan atau atas ajakan orang non Solo. Waduuuhhh,, benar kagak neh bapak kondektur??? Hmm, namanya juga argumen.
Malam ini adalah kali pertama saya bisa menyaksikan event Solo Batik Carnival yang digelar tiap tahunnya sejak 4 tahun lalu. Pada tahun sebelumnya, event ini selalu digelar pada siang hari. Namun, berbeda dengan tahun ini. Di tahun 2011 ini, Solo Batik Carnival sengaja digelar pada malam hari. Mungkin alasan mengapa digelar dimalam hari adalah karena kasihan kepada peserta. Peserta Solo batik Carnival pasti akan kepanasan jika digelar di siang hari, hehehe. Acara yang dimulai dari pukul 19.00 WIB ini dihadiri oleh Nadine Alexandra Dewi (Puteri Indonesia 2010), Inda Adeliani (Puteri Intelegensia 2010), Alessandra K Usman (Puteri Pariwisata 2010), dan Reisa Kartikasari (Puteri Lingkungan 2010). Suatu hal langka bisa melihat mereka secara kasat mata di depan mata, hahay 
Meski harus berdesak-desakan dengan penonton lain untuk mendapatkan tempat yang nyaman agar bisa melihat secara jelas dan dekat para peserta Solo Batik Carnival, namun saya senang sekali bisa menyaksikan acara ini. Meski kurang puas karena tidak bisa berfhoto bareng peserta yang cantik-cantik itu (heheee ), tapi saya senang bisa menyaksikan pawai yang mengangkat tema legenda budaya seperti Ande-Ande Lumut, Roro Jonggrang, Ratu Pantai Selatan dan Ratu Kencono Wungu itu. Sebersit harapan tiba-tiba muncul dalam benak. “Bisa menyaksikan event serupa di kota lahir, Jambi (semoga….)”
Apakah di daerahmua juga sudah ada event yang mengangkat kebudayaan seperti Solo Batik Carnival??? Mari kita lestarikan budaya Indonesia… :D